Jika hari-hari sebelumnya
daun kelor tak seviral hari ini. Padahal, kelor ada di mana-mana. Di NTT,
apalagi. Hari ini kelor sontak viral. Status-status di media sosial ramai
menulis soal tumbuhan yang satu ini. Usut punya usut, ternyata viralnya daun
kelor dikarenakan salah satu Kandidat Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat,
SH menyebut, salah satu solusi mengatasi gizi buruk adalah melalui konsumsi
daun kelor. Itu diungkapkan Bung Victor-sapaan karib Victor Bungtilu Laiskodat,
SH, pada acara Debat Terbuka Pigub NTT di Studio INews TV Jakarta, Kamis
(5/4/2018) malam. Pernyataan itu kemudian jadi viral malam itu juga, bahkan
hingga kini.
Baca: GUBERNUR INI HERAN, ASN DIMINTA NETRAL TAPI IKUT MEMILIH
Baca: GUBERNUR INI HERAN, ASN DIMINTA NETRAL TAPI IKUT MEMILIH
Ilustrasi
Di jagad media sosial, apalagi. Itu lebih ramai. Ada yang pro bahkan ada yang kontra. Saya sendiri jadi heran, mengapa pernyataan mulia itu kemudian jadi sesuatu yang salah. Daun kelor seakan tak pantas terucap di bibir seorang calon gubernur. Begitu remeh anggapan kaum yang kontra perihal kelor. Anehnya, Bung Victor pun cenderung diremehkan lantaran mengucapkan daun kelor di debat itu. Apa yang salah? Saya kira tidak ada yang salah. Kalau mau jujur, di NTT, banyak ditemukan pohon kelor. Seakan sayur itu bersahabat dengan lahan kering dan iklim di Bumi Flobamorata, marungga hingga kini banyak ditemukan di beberapa daerah di NTT. Marungga layak dijadikan 'sayur' primadona, kala sayur lainnya sulit ditemukan atau dibeli masyarakat kita.
Sejak kecil, marungga memang makanan favorit saya. Marungga bagi masyarakat NTT, biasanya sepadan dengan jagung, kacang-umbi-umbian dan berbagai sayur lainnya, jika sudah tersaji dengan sebutan ‘jagung katemak’ atau jagung bose, bahkan, tak jarang juga, mama-mama NTT memasak ‘bening’ demi sebuah hidangan yang memanjakan lidah. Apa yang dikatakan, calon gubernur itu, bagi kaum ‘micin’ seperti membuang garam di laut. Namun, sesungguhnya, itu pernyataan mulia.
Ilustrasi
Mengapa? Kala, masyarakat
kita mulai tergoda dengan makanan siap saji. Mulai dari Mie Instan hingga KFC. Namun, mereka lupa nilai gizi yang terkandung didalamnya, kalah dengan marungga. Tidak percaya? Seperti dilansir dari http://www.satuharapan.com, Jumat
(4/6/2018), bagi
orang NTT, marungga adalah tanaman yang tidak asing lagi. Marungga
(Latin: Moringa Oleifera, Inggris: Drumstick) di Timor
disebut Hau Fo, di Sumba disebut Kawano dan di Flores disebut Moltong sementara di Indonesia dikenal dengan nama
pohon kelor. Nama marungga sendiri mirip dengan nama
lokal Moringa di India Tamil yakni Murungai dan di Filipina yakni Malunggay
dalam bahasa Tagalog.
Pohon ini dikenal luas terutama di daerah pedesaan dan
perkampungan. Umumnya tanaman ini dimanfaatkan daunnya untuk sayur. Ada juga
yang memanfaatkannya sebagai tanaman pembatas halaman atau pohon pagar.
Baca: WASPADAI PETAKA POSTINGAN DI VLBBBB
Baca: WASPADAI PETAKA POSTINGAN DI VLBBBB
Namun masih banyak dari kita yang belum mengetahui bahwa tanaman
ini mengandung khasiat yang sangat luarbiasa. Bahkan masih banyak yang
memandang bahan makananan dari pohon marungga makanan “orang miskin” dan
makanan yang “tak bergengsi”. Baunya yang cukup keras dan pohonnya seperti
tanaman perdu dan orang lebih mengenalnya sebagai tanaman pagar membuat banyak
orang yang tak berminat terhadap tanaman ini.
Namun pandangan di atas adalah pandangan yang sangat keliru.
Berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan dan ahli gizi pohon ini ternyata
mengandung khasiat gizi yang luar biasa lengkap dan telah dimanfaatkan di
banyak negara seperti di Afrika untuk pemberantasan kekurangan gizi.
Di Afrika, tanaman marungga disebut sebagai sahabat terbaik para
ibu, sementara para ilmuwan dan ahli gizi menyebutnya “miracle tree” (pohon
ajaib) bahkan ada yang menyebutnya sebagai “tree of life” (pohon kehidupan).
Pohon marungga adalah pohon yang sangat tua keberadaannya. Konon
kabarnya Musa menggunakan tanaman ini untuk memurnikan air untuk minum bangsa
Israel ketika keluar dari tanah Mesir. Tanaman yang menurut sejarah berasal
dari kawasan pegunungan Himalaya seperti di India, Pakistan, Bangladesh dan
Afganistan ini sebenarnya telah lama digunakan oleh bangsa Yunani, Romawi dan
Mesir kuno sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Naskah India Kuno (Ayurveda)
tentang pengobatan tradisional menyebutkan pohon marungga konon bisa
menyembuhkan kurang lebih 300 macam penyakit.
Sekarang ini pohon marungga telah menjadi tanaman penting di
India, Ethiopia, Filipina dan Sudan, dan sedang dibudidayakan di daratan
Afrika, serta negara-negara yang beriklim tropis (panas) di Asia, Amerika
Latin, Karibia, Florida dan Kepulauan Pasifik.
Selain sebagai makanan yang bernutrisi tinggi, tanaman marungga
juga telah dipakai untuk upaya pemulihan tanah dan pencegahan kekeringan.
Negara-negara di Afrika, Arab dan Israel telah melakukan budidaya untuk program
pemulihan tanah kering dan gersang, karena sifat dari tanaman ini mudah tumbuh
pada tanah kering ataupun gersang, dan kalau sudah tumbuh maka lahan di
sekitarnya akan dapat ditumbuhi oleh tanaman lain yang lebih kecil, sehingga
pada akhirnya pertumbuhan tanaman lain akan cepat terjadi.
Adalah seorang ahli gizi yang bernama Lowell Fuglie, seorang
warga negara Prancis yang tinggal dan bekerja di Senegal, Afrika yang pertama
kali meneliti kandungan nutrisi daun marungga. Pada akhir tahun 90an, Fuglie
mulai meneliti daun marungga dan menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang
mengalami persoalan gizi buruk sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi
yang sehat dengan cara mengonsumsi daun marungga.
Hasil penelitian ini telah banyak dimanfaatkan oleh banyak
negara untuk memerangi persoalan gizi buruk. Sejauh ini dikenal 3 lembaga non
pemerintah yang secara aktif memperkenalkan khasiat luarbiasa dari pohon
marungga yaitu organisasi Trees for Life (Pohon untuk Kehidupan), Church World
Service (Pelayanan Gereja Sedunia) dan Educational Concerns for Hunger
Organization (Organisasi Kepedulian Pendidikan untuk Kelaparan). Bahkan sekjen
PBB (Kofi Annan pada waktu itu) ikut mendukung kampanye penggunaan daun
marungga untuk memerangi gizi buruk.
Manfaat Umum Pohon Marungga
Memang sungguh luar biasa pohon yang satu ini. Coba kita
bayangkan, jika kita mempunyai sebuah pohon di halaman rumah kita yang bisa
memenuhi hampir semua kebutuhan gizi kita. Pohon tersebut mudah ditanam dan
mudah pula perawatannya. Tidak mudah mati jika diterpa kemarau panjang
sementara semua bagian pohonnya bisa dimanfaatkan baik sebagai bahan makanan
maupun obat-obatan.
Ilustrasi
Daun, buah dan bunganya bisa dimasak untuk
memenuhi hampir semua kebutuhan vitamin dan mineral tubuh kita.
Akar, kulit, buah dan bunganya berguna sebagai
obat-obatan ketika kita sakit. Lebih dari pada itu, pohon ini juga bermanfaat
untuk memurnikan air untuk kita minum. Rasanya seperti pohon ajaib yang ada
dalam cerita-cerita dongeng namun pada kenyataannya memang pohon itu ada. Pohon
itu bernama Moringa Oleifera atau yang
kita kenal sebagai pohon marungga atau kelor itu.
Buah pohon marungga yang masih muda juga mengandung asam amino
serta banyak vitamin dan zat gizi lainnya. Dapat dikonsumsi dengan cara seperti
kacang hijau atau kacang tanah dan bisa juga dibuat minyak yang nilai gizinya
sama dengan minyak zaitun.
Bunganya dapat dimasak dan dimakan seperti sayur dan rasanya
seperti jamur. Sementara akarnya, dapat dipotong-potong dan dimasak seperti
lobak, namun mesti diingat bahwa akar mengandung spirochin alkaloid yang
melumpuhkan saraf-saraf agen secara fatal.
Si Daun Ajaib: Kecil Tapi Besar Manfaatnya
Daun marungga bisa dikatakan sebagai daun ajaib. Daun ini sangat
kaya akan kandungan gizi yakni sebagai sumber betakaroten, vitamin C, protein,
besi dan kalium.
Daun marungga juga mempunyai fungsi pengobatan karena banyak
mengandung kalsium dan fosfor. Daun yang segar segar bisa dimasak seperti
sebagai pengganti bayam, bisa juga dikeringkan dan dijadikan tepung
kering/serbuk yang dimakan sebagai bumbu dan saus.
Penelitian dari Fuglie menunjukkan bahwa jika dihitung gram per
gram, daun marungga mengandung: TUJUH kali vitamin C dalam jeruk, kali EMPAT
Kalsium dalam susu, EMPAT kali vitamin A dalam wortel, DUA kali protein di masa
susu dan TIGA yang Kalium dalam pisang.
Kekuatan Marungga
- Moringa mengandung 7 kali vitamin C dalam jeruk.
Vitamin C diperlukan tubuh kita untuk memperkuat sistim kekebalan tubuh
dan untuk melawan penyakit menular seperti pilek dan flu. Namun kandungan
vitamin C Moringa lebih banyak dari jeruk yang kita kenal sebagai sumber
vitamin C.
- Moringa mengandung 4 kali kalsium yang terdapat dalam
susu. Kasium sangat penting untuk membangun tulang dan gigi serta mencegah
osteoporosis. Namun kandungan kalsium Moringa lebih banyak dari susu yang
kita kenal sebagai sumber kalsium.
- Moringa mengandung 4 kali lipat Vitamin A dalam Wortel.
Vitamin A berperan sebagai penangkal atas penyakit kulit, mata, jantung,
diare, dst. Namun kandungan vitamin A Moringa lebih banyak dari wortel
yang kita kenal sebagai sumber vitamin A.
- Moringa berisi 3 kali kalium dalam pisang. Kalium merupakan
bahan penting untuk otak dan saraf. Pisang merupakan sumber kalium tetapi
daun Moringa memiliki lebih banyak lagi.
- Moringa mengandung 2 kali lipat protein dalam yogurt.
Protein, sebagai blok bangunan tubuh kita terbuat dari asam amino dan
biasanya hanya terdapat pada produk hewani seperti daging, telur dan susu
yang mengandung semua asam amino esensial; namun hebatnya daun kelor
mengandungnya lebih dua kali lipat.
- Moringa memiliki 0.75 kali besi dalam bayam. Zat besi
memainkan peranan penting dalam sintesis hemoglobin (darah merah) yang
membawa oksigen ke seluruh tubuh. Bayam terkenal dengan zat besinya tetapi
daun Moringa juga mengandung zat besi.
Daun marungga dapat meningkatkan energi kita secara alamiah.
Mereka yang mengkonsumsi daun ini mengatakan bahwa luka borok mereka sembuh,
ada pengurangan rasa sakit arthritis dan radang, tekanan darah lebih
terkontrol, kulit menjadi lebih baik dan mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit.
Manfaat lain dari daun marungga adalah fungsinya untuk
menenangkan, karena dapat menurunkan tekanan darah sehingga bisa mendapatkan
tidur yang baik. Di Indonesia daun marungga belum begitu banyak dimanfaatkan
kecuali sebagai bahan sayur dan untuk mengatasi ilmu hitam.
Di negara-negara lain, misalnya di India,
tanaman marungga tanaman ini dipakai sebagai obat; anemia, anxiety, asma, bronchitis, katarak,
kolera, conjunctivitis, batuk, diarrhea,
infeksi mata dan telinga, demam, gangguan kelenjar, sakit kepala, tekanan darah
tidak normal, radang sendi, gangguan pernafasan, scurvy, kekurangan cairan sperma dan tuberculosis.
Berikut ini fakta tersembunyi dari si daun ajaib tersebut yaitu
antara lain:
- Meningkatkan daya tahan tubuh secara alamiah
- Menyediakan antioksidan
- Memelihara sistem kekebalan tubuh
- Merupakan agen anti-inflamasi (anti radang)
- Membantu menormalkan gula darah
- Memicu metabolisme
- Meningkatkan kesehatan kulit dan mengurangi keriput
- Meningkatkan pencernaan yang sehat
- Meningkatkan fungsi hati menjadi normal
- Meningkatkan energi
- Memelihara mata dan otak, dll.
Mari Tanam dan Makan Marungga
Melihat bagitu kayanya kandungan nutrisi dalam daun marungga,
tentu kita akan sangat bersyukur dikaruniai pohon yang mudah tumbuh di daerah
kering seperti di NTT. Apalagi semenjak terjadi krisis ekonomi di Indonesia
dimana harga-harga barang yang semakin melambung membuat masyarakat umum dan
miskin khususnya sulit untuk membeli makanan-makanan bergizi seperti susu,
daging, ikan, telor dan sayur-sayuran dan buah-buahan.
Hal ini menyebabkan banyak anak-anak balita yang menderita
kekurangan gizi demikian juga ibu hamil. Pengolahan daun marungga sudah sangat
bervariasi. Tidak hanya dimasak langsung, tetapi di beberapa negara, daun
marungga sudah diolah dalam bentuk makanan seperti; tepung daun marungga,
bubur, sirup, teh daun marungga, saus marungga, biskuit marungga dan
lainnya.
Sementara di negara kita, masih sangat sedikit orang yang
memanfaatkan tanaman marungga sebagai bahan makanan. Hal ini barangkali karena
manfaatnya yang luar biasa belum banyak diketahui.
Berkaca dari pengalaman negara-negara di Afrika yang memerangi
kelaparan dan gizi buruk, sudah saatnya kita tidak merasa gengsi atau malu
untuk mengkonsumi daun marungga demi kesehatan kita. Oleh karena memakan daun
marungga sama artinya dengan kita telah mengkonsumsi jeruk, wortel, bayam,
minum susu dan makan pisang.
Menanamnyapun tidak sukar demikian pula perawatannya. Tinggal
ditancapkan saja beberapa batang marungga di tanah dan tanaman ini bisa tetap
tumbuh meski di musim kemarau dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Hasilnyapun sudah bisa langsung dimanfaatkan 2-3 bulan dan bisa
diwariskan sampai anak cucu karena pohon ini berumur panjang. Jadi mengapa harus malu konsumsi kelor? Hanya kaum micin saja yang merasa kelor bukan sayur yang bergizi. Salam
Sumber:
- Benefits
of the Moringa leaf, www.herbal-home-remedies.com/blog/101/benefits-of-the-moringa-leaf/
- Moringa oleifera: A Review of the Medical Evidence for
Its Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part 1, www.tfljournal.org/article.php/20051201124931586
- Moringa Oleifera: The Miracle Tree www.naturalnews.com/022272.html
- Muslihudin,
Kelor di Jaman Kuno, Kelor di Jaman Modern, Tetap Sama Ampuhnya,http://www.plantamor.com/index.php?n=81&articles=yes
- Kelor
untuk Mengatasi Kelaparan dan Gizi Buruk,http://kesehatan.kompasiana.com/group/medis/2010/03/16/kelor-untuk-mengatasi-kelaparan-dan-gizi-buruk/
- Kelor (Moringa oleifera),
Tanaman Bermanfaat untuk Berantas GIZI BURUK…!,http://www.blogster.com/firsonigosa/kelor-tanaman-bermanfaat-untuk-berantas-gizi-buruk
0 Comments